Perlukah Revitalisasi Benteng Vastenburg, Surakarta?
Gambar
Pintu Utama Benteng Vastenburg Solo saat ini ( http://joglosemar.co/2016/02/pemkot-akan-kembalikan-pintu-vastenburg-ke-aslinya.html)
Benteng
Vastenburg Surakarta merupakan salah satu peninggalan kolonial di kota asal Presiden Indonesia yang ke-7, Bapak Joko Widodo. Keberadaannya
merupakan simbol kolonialisme di kota yang terkenal akan budaya Jawa yang
adiluhung. Benteng Vastenburg terletak di sebelah utara Alun-alun Keraton
Surakarta, atau di depan Gedung Bank Indonesia, di ujung timur Jl. Slamet Riyadi,
Solo. Dahulu fungsinya sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan Belanda di
kota yang awalnya bernama desa Sala ini.
Gambar Lokasi Benteng Vastenburg ( https://www.google.co.id/maps/place/Benteng+Vastenburg/@-7.5720686,110.8292634,17z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e7a1687a70e9ca5:0x80c746d6b9a6a66b!8m2!3d-7.5720686!4d110.8314521
)
Setelah
Indonesia merdeka, yang pada tahun 2016 ini menginjak usianya yang ke- 71,
Benteng Vastenburg sering dimanfaatkan sebagai wadah acara seni,
budaya maupun edukasi. seperti contohnya pada tahun 2016 ini, diadakan Solo
International Performing Art (SIPA) pada tanggal 8-10 September 2016.
Lokasi di dalam benteng memang berupa lahan terbuka dengan pohon-pohon beringin
besar di tengahnya. Padahal rupa asli benteng Vastenburg ini dulunya penuh
dengan bangunan di dalam benteng, mirip sekali dengan desain Benteng Vredeburg
di Yogyakarta. Benteng Vredeburg sendiri, saat ini difungsikan sebagai museum
dan kondisi di dalamnya relatif masih mirip dengan kondisi aslinya dulu. Hmm,
jadi kalau menurut Anda, anda lebih memilih menikmati yang mana, yang asli
seperti di Jogja, atau yang sudah kosong nan lega seperti di Solo? Tentu
masing-masing mempunyai daya tarik tersendiri, yang masih utuh dapat
menimbulkan memori kelamnya masa penjajahan, dan mungkin yang sudah dibongkar serta dialih fungsikan sebagai open space, mampu memberi euforia baru akan
luhurnya sebuah peninggalan sejarah.
Gambar
Suasana Opening Ceremony SIPA 2016 Mahaswara dengan Maskot Peni Candra Rini
Berawal
dari SIPA 2016 tersebut, yang saya hadir pada hari pertama yakni tanggal 8
September 2016, mengingatkan akan Tugas Akhir saya saat studi di Teknik
Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta dulu. Tugas Akhir saya waktu itu
berjudul " Revitalisasi Benteng Vastenburg sebagai Pusat Seni
Kontemporer". Oleh karenanya,
berikut saya bagikan sebagian kecil dari
karya saya tersebut. Barangkali saja, apresiasi kecil saya akan salah
satu
cagar budaya di kota Solo ini, dapat dilihat oleh pihak-pihak yang
terkait,
setidaknya menumbuhkan kepedulian kita pada peninggalan sejarah bangsa.
Yaa,
walaupun mungkin terlalu muluk kalau mengharap karya saya ini akan
direalisasikan suatu saat, tapi bolehlah sedikit berkhayal, hehe ;) toh
semua
orang besar di bumi ini dulunya adalah pengkhayal kan.. Langsung saja
deh, ini
gambar 3d yang saya desain dengan 'bertapa' 3 bulan di studio tugas
akhir. Boleh lho diskusi atau bertanya seputar desain saya ini. Bisa
langsung kontak saya, lebih lanjut lihat di jendela Contact yaa..
Jadi,
menurut anda, perlukah Benteng Vastenburg Solo direvitalisasi?
#benteng vastenburg#kolonialisme solo#peninggalan sejarah solo#arsitektur kolonial#SIPA#cagar budaya#arsitektur kolonial#revitalisasi#surakarta
#benteng vastenburg#kolonialisme solo#peninggalan sejarah solo#arsitektur kolonial#SIPA#cagar budaya#arsitektur kolonial#revitalisasi#surakarta
kalau benteng vastenburg di desain seperti itu malah eksistensi benteng hilang, sejarahnya tenggelam oleh desain. sebenarnya tujuan dari desain itu apa? menonjolkan eksistensi benteng apa menghapus keberadaan benteng? maap sebelumnya hehehehehe
BalasHapus